What you say about Makeup Artist?


 "Makeup Artist? Itu yang makeup-in artist artist ya?"

Thats the first impression ketika saya mendengar profesi “Makeup Artist” untuk pertama kalinya. Mungkin terasa janggal karena tidak terbiasa. Juru/penata rias dulu hanya disebut tukang makeup , tetapi seiring berjalannya waktu bertambahlah gelar “artist” dibelakangnya. Bukan berarti kami sebagai Makeup Artist (biasa disebut MUA) adalah bekerja sebagai tukang makeup para artist belaka. Namun kami menganalisis wajah / rupa seseorang dan berusaha menonjolkan kelebihan-kelebihannya.

Memang tidak bisa dipungkiri, semakin banyak MUA menjamur. Waktu awal tahun 2014 mempelajari bidang ini, saya tidak berpikir profesi ini dapat menjadi sumber mata pencaharian, waktu itu hanya mengisi waktu luang saja. Seiring berjalannya waktu dan perjalanan hidup, saya rasa makeup menjadi suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam hidup saya.

Suatu kesenangan untuk membuat seseorang menjadi yang terbaik dengan makeup. Tentunya setiap klien memiliki karakter tersendiri. Janganlah lupa bahwa mereka adalah orang-orang yang berbeda dan tidak bisa di anggap sama dan serupa. Jika makeup yang kita terapkan untuk orang A membuat dia terlihat cantik sekali. Belum tentuk ketika kita terapkan di orang B akan sama hasilnya.

Hal inilah yang menjadi tantangan bagi para MUA untuk menganalisis, memperbaiki, menutupi, dan menonjolkan. Analisis kelebihan dan kekurangan pada klien. Carilah akal (dari berbagai sumber/percobaan/ilmu) cara memperbaikinya. Bagaimana caranya? Samarkan bagian-bagian yang kurang pada klien dan tonjolkanlah hal yang terbaik dari mereka.

Memang tidak mudah, namun tidak ada kata terlambat untuk terus mencoba dan berjuang lebih baik. Good luck MUAs!

Love,

Citra Makeup.

Comments

Popular Posts